Dalam perjalanan dakwahnya, Kanjeng Sunan Ampel bertemu dengan seorang pertapa di pinggir sungai. Laki-laki berpenampilan kusut masai ini terlihat berlari dari pinggir ke tengah sungai. Berulang kali. Terus menerus. Tiada henti. Tiada kehilangan semangat. Semakin sering gagal, sesering itu pula dia mencoba dan terus mencoba.
“Ki sanak,” tegur Kanjeng Sunan AMpel, “apa yang engkau lakukan?”
“Apa urusanmu dengan perbuatanku ini?” bentak si pertapa. Bola matanya hampir keluar.
“Maaf jika pertanyaanku menggangumu. Aku hanya ingin mengetahui apa yang engkau lakukan.” Ujar Kanjeng Sunan Ampel. Santun.
“Aku sedang belajar Continue reading